Wednesday, December 10, 2008

Milik Siapa Sekolah yang Unggul, Berkualitas, dan Berbiaya Murah?

Sekolah yang unggul dan bermutu (berkualitas) adalah idaman bagi setiap sekolah. Apalagi di era globalisasi ini, banyak sekali program atau kegiatan yang dicanangkan oleh masing-masing sekolah untuk mencapi tujuan tersebut. Ini terbukti dengan meningkatnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah swasta, berlomba untuk memenuhi berbagai standar. Pada akhirnya hight cost (biaya tinggi) tak dapat dihindari pada dunia pendidikan kita.
Disisi lain tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan semakin tinggi. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta didik setiap tahunnya, dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Beberapa tahun terakhir setiap memasuki tahun pelajaran baru para orang tua dan siswa berlomba dan berusaha untuk mendapatkan sekolah yang dianggap baik dan bermutu. Bahkan ada sebagian orang tua yang rela membayar berapapun jumlahnya agar anaknya dapat belajar di sekolah yang diidamkan. Hal ini menjadi makanan empuk bagi para makelar dan mafia pendidikan.
Kebijakan yang dijalankan sekolah kadang dirasa terlalu amat mahal bagi sebagian orang tua siswa. Tak jarang banyak siswa yang drop out (DO) karena ketiadaan biaya. Hal ini menjadi keprihatinan tersediri bagi duni pendidikan kita. Tak jarang pula mereka (DO) adalah generasi yang cerdas dan mempunyai kemampuan yang lebih dibanding dengan yang lainya.
Pemerintah telah berusaha mengalokasikan dan mengucurkan dana (APBN) sebesar 20%, untuk menopang pendidikan dalam rangka membangun generasi yang cerdas dan berpikir, tapi biaya pendidikan tetap mahal bagi sebagian orang seakan anggaran itu hanya sebatas tulisan, entah kemana uang-uang itu mengalir. Seharusnya dengan anggaran sebesar itu setiap sekolah baik negeri maupun swasta mampu menjadikan sebagai sekolah yang unggul, berkualitas, dan murah (low cost). Sehingga semua golongan masyarakat (dari anaknya pemulung sampah hingga anaknya orang yang hidup mewah) tanpa susah payah dapat menikmati pendidikan.